Terapkan Empati Saat Berkomentar di Media Sosial

Terapkan Empati Saat Berkomentar di Media Sosial

Bekasi, KPonline – Masyarakat saat ini dimudahkan dengan berbagai media sosial, baik untuk komunikasi, mencari dan menyampaikan informasi dan lain sebagainya.

Persaudaraan dan permusuhan bisa lahir dari media sosial. Tak sedikit kita ketemu saudara namun tak sedikit pula kita dapat musuh lantaran media sosial. Harapannya agar pengguna media sosial tidak hanya mahir menggunakan fitur- fitur tapi juga bisa menerapkan empatinya pada saat akan berkomentar di dunia maya.

Hal itu disampaikan Harno, pakar IT Lulusan S2 Universitas Negeri Surakarta (UNS) ini menanggapi masih banyaknya masyarakat Indonesia yang kerap membuat komentar buruk atau pun tidak membangun pada konten- konten yang dibuat di lini media sosial.

“Kita semua tahu bahwa internet sekarang bisa diakses dari anak yang paling kecil sekalipun sampai yang paling manula. Bahkan orang tua yang sibuk menjadikan gadget sebagai babysitter untuk mengurus anaknya. Masalahnya saat ini kita tidak pernah tahu orang- orang dengan gadget di sebrang sana bagaimana kondisinya,” kata Harno yang juga pernah bersekolah di SMP Negeri 1 Pracimantoro.

Warganet yang suka berkomentar negatif seringkali tidak sadar konten ataupun komentar-komentar itu bisa saja dibaca oleh anak-anak di bawah umur.

“Mungkin dia bicara yang jelek- jelek karena pikirannya lagi kalut atau lagi banyak pikiran. Cuma ya itu harus dipikirkan masak- masak ketika membuat komentar agar tidak memancing hal- hal buruk. Mungkin hari- hari ini masyarakat harus belajar miliki empati, pikirkan orang yang ada di seberang gawai Anda saat mau berkomentar,” jelasnya.

Dia berharap agar masyarakat bisa menyamakan kondisi saat berkomunikasi di media sosial secara digital maupun saat berkomunikasi secara langsung agar komentar- komentar buruk atau pun konten yang tidak membangun tidak perlu muncul dan akhirnya memberi dampak buruk bagi masyarakat luas.

Dia juga sangat menyayangkan perilaku masyarakat yang tidak memikirkan matang- matang sebelum mengetik sesuatu dan menjadikannya komentar atau konten negatif.

Tidak sedikit orang yang berkomentar negatif menggunakan kata-kata kasar sampai hinaan yang terkadang tidak berhubungan dengan konten yang dibuat oleh kreator konten.

“Padahal kalau membuat konten yang baik atau komentar yang positif tentu akan lebih berdampak positif,” pungkasnya. (Yanto)