Wonogiri, KPonline – Hingga kini publik masih sering menyebut Kabupaten Wonogiri sebagai Kota Gaplek atau Kota Tiwul. Ini cukup beralasan mengingat Wonogiri memang menjadi gudangnya hasil pertanian berupa singkong beserta aneka hasil olahannya.
Dari sekian banyak hasil olahan singkong alias ketela pohon, tiwul agaknya menjadi primadona. Terlebih ketika zaman paceklik dulu, tiwul dikonsumsi sebagai pangan pokok pengganti nasi. Mengingat kandungan karbohidratnya cukup tinggi.
Tapi ternyata tiwul era now tidak sekadar disajikan sebagai bahan pangan pengganti nasi. Sudah banyak tangan kreatif warga Wonogiri yang kemudian mengolahnya menjadi aneka ragam makanan nan menggugah selera.
Informasi yang dihimpun koran perdjoeangan selama liburan lebaran 2024, ternyata banyak kreasi olahan tiwul yang disebut-sebut mampu menjadi pendulang rupiah, Selain diolah menjadi nasi basah, ada juga yang diolah menjadi ceriping, kue basah, kue kering, hingga intip tiwul.
Kepala Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Wonogiri, Wahyu Widiyati berujar, tiwul Wonogiri terkenal kenyal dan pulen. Sebab, bahan bakunya dari singkong pilihan dan benar-benar kering. Pun warga yang membuat, sudah terampil menghasilkan buliran tiwul pilihan pula.
“Berkat kreatif masyarakat Wonogiri kini tiwul tak cuma disajikan dalam bentuk pengganti nasi basah, sudah ada yang dibentuk kemasan instan. Sehingga tinggal diolah layaknya mie instant.” katanya dikutip dari Joglosemar News.com
Tak hanya tiwul yang diolah dengan berbagai kreasi namun banyak lagi olahan dari jagung, cantel dan lainnya yang dapat dinikmati sebagai teman ngopi. “Jagung misalnya bisa diolah menjadi emping dan kerupuk jagung sehingga dapat meningkatkan harga jual jagung,” pungkasnya. (Yanto)