TKA Ilegal Merajalela & UMSK Tak Kunjung Selesai, Mayday Mau Funday , Situ Waras ?

TKA Ilegal Merajalela & UMSK Tak Kunjung Selesai, Mayday Mau Funday , Situ Waras ?

Jakarta,KPonline – Jelang peringatan Hari Buruh sedunia atau May Day tahun 2018 yang rencana akan digelar serentak diberbagai propinsi di Indonesia membuat pihak-pihak tertentu gerah dan berupaya untuk melemahkan semangat buruh

Salah satu upaya mereduksi makna May Day yang merupakan simbol perlawanan dan perjuangan buruh adalah dengan menghembuskan wacana May Day hanya sebatas fun day dengan mengelar acara gerak jalan, lomba masak-masak dan bagi-bagi dorprize yang konon kabarnya dananya hingga ratusan bahkan milyaran rupiah.

Bacaan Lainnya

” Upaya pihak-pihak tertentu yang menghembuskan isu May Day sebagai Funday adalah sesat pikiran dan Tidak mengerti sejarah. Apakah ini bentuk ketakutan rezim jaman now karena buruh juga akan menyuarakan #2019GantiPresiden ?? ” ujar Rinto, buruh asal Bogor yang belum merasakan kenaikan gaji akibat kebijakan Jokowi

” Bagaimana buruh mau Fun, kalau umsk hingga detik ini banyak yang belum selesai. Selain itu Kenaikan upah yang rendah karena PP 78, ancaman PHK dan maraknya TKA Ilegal membuat buruh justru marah, bukan fun ” tambahnya

” Hari buruh sedunia atau May Day selalu diwarnai dengan unjuk rasa besar-besaran oleh kaum buruh. Tidak hanya di Indonesia, May Day juga diperingati di seluruh dunia. Jadi keliru besar kalau Mau Day mau fun day. Mau Day ya turun kejalan, demonstrasi menyuarakan penolakan terhadap kebijakan-kebijakan sesat pemerintah ” pungkasnya.

Pada peringatan May Day tahun 2018, buruh yang terbangun dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia ( KSPI ) mengusung tema Bangun Negara Kesejahteraan Dan Akhiri Kerakusan Korporasi dengan mengusung tiga tuntutan yaitu Tuntutan pertama, turunkan harga beras,listrik dan BBM serta wujudkan kedaulatan pangan dan ketersedian energi, kedua tolak upah murah, cabut PP 78 tahun 2015 dan jadikan KHL 84 item, ke tiga Tolak TKA Cina yang tidak memiliki keterampilan, Plus hapus outsourcing dan 2019  pilih presiden yang pro buruh.

Selain itu pada peringatan May Day tahun 2018 ini juga buruh akan mengusung isu pergantian kepimpinan dengan menyuarakan #2019GantiPresiden

Buruh menolak memilih Jokowi pada pemilu presiden tahun 2019 karena dianggap gagal melindungi dan mensejahterakan kaum buruh.

Indikator kegagalan Jokowi versi buruh antara lain adalah maraknya TKA Ilegal, Gelombang PHK Buruh Lokal, kebijakan upah murah melalui PP 78 tahun 2015, Kenaikan Harga-harga kebutuhan pokok, penghapusan subsidi BBM dan listrik yang memukul daya beli masyarakat.

Pos terkait