Tradisi Weh-wehan Tingkatkan Kepedulian Sosial Masyarakat yang Mulai Luntur Akibat Pandemi

Tradisi Weh-wehan Tingkatkan Kepedulian Sosial Masyarakat yang Mulai Luntur Akibat Pandemi

Kaliwungu,KPonline – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada hari Rabu (28/10/2020), biasanya diisi dengan berbagai macam kegiatan keagamaan oleh umat Muslim yang ada di Indonesia. Namun selain kegiatan keagamaan, beberapa daerah di Indonesia juga terdapat tradisi yang sudah turun temurun mereka jalani dalam memperingati kelahiran Rasulullah ini. Salah satunya yaitu di Kaliwungu, Kabupaten Kendal.

Tradisi tersebut dinamakan ‘weh-wehan’ atau dalam bahasa Indonesianya berarti saling memberi. Saling memberi disini adalah saling memberi atau bertukar makanan dan berkunjung atau silaturahim kepada sanak saudara, kerabat, tetangga, atau teman. Hampir di setiap rumah di Kaliwungu menyiapkan aneka makanan dan jajanan yang nantinya akan diberikan atau bertukar makanan dengan tetangga yang lain. Meskipun di masa pandemi Covid-19 saat sekarang ini, tradisi tersebut tetap berjalan tanpa mengabaikan protocol kesehatan.

Bacaan Lainnya

Menurut informasi, tradisi ini sudah berlangsung sejak dahulu dan sampai sekarang masih dilakukan oleh warga desa yang ada di Kecamatan Kaliwungu ini.

“Kalau dimulainya sejak kapan? Saya sendiri kurang tau, karena sudah sejak dahulu tradisi ini dilakukan saat peringatan maulid Nabi Muhammad SAW”, ujar Ahmad Isnapun yang merupakan salah satu warga di Kaliwungu ini saat diminta keterangan.

“Karena mengandung nilai-nilai kepedulian sosial inilah, tradisi ini bisa bertahan hingga saat ini, dan semoga tetap bertahan sampai tahun-tahun mendatang”, ulasnya sekali lagi.

Makanan yang disajikan banyak yang instan namun makanan khas masih dijumpai dan selalu dicari, salah satunya adalah sumpil. Yaitu makanan berbahan dasar beras, hampir sama dengan ketupat. Bedanya kalau ketupat umumnya berbentuk kotak dan dibungkus dengan daun kelapa muda, sedangkan sumpil berbentuk limas segitiga dan dibungkus dengan daun bambu. Makanan inilah yang menjadi ciri khas tradisi weh-wehan  yang hanya ada di Kaliwungu.

Dalam masa pandemi Covid-19 saat sekarang ini, tradisi weh-wehan menjadi tradisi yang perlu dilestarikan, karena nilai-nilai kepedulian sosial masyarakat sekarang ini mulai luntur akibat pandemi. Sedangkan dalam tradisi weh-wehan sendiri mengandung nilai kepedulian sosial yaitu kegiatan silaturahim, dermawan, dan saling menghargai.(sup)

Pos terkait