Hari ini, ribuan pengemudi ojek online (ojol) dan kurir di Jabodetabek bersiap untuk menyuarakan tuntutan mereka dalam sebuah aksi demonstrasi. Bagi saya, aksi ini bukan hanya sekadar unjuk rasa, tetapi juga simbol perjuangan kelas pekerja yang selama ini terabaikan. Mereka menuntut keadilan atas hak-hak dasar mereka yang hingga kini masih jauh dari terpenuhi.
Sebagai pengurus FSPMI dan KSPI, saya merasa perlu menyampaikan bahwa perjuangan para pekerja ojol dan kurir ini adalah bagian tak terpisahkan dari perjuangan seluruh kelas pekerja di Indonesia. Mereka adalah ujung tombak sektor transportasi dan logistik yang memainkan peran vital. Namun, ironi terjadi ketika mereka, yang berada di garis depan, justru dihadapkan pada ketidakpastian pendapatan dan minimnya perlindungan.
Aksi hari ini memiliki sejumlah tuntutan yang sangat mendasar dan masuk akal. Pertama, mereka meminta kenaikan tarif atau biaya kirim yang wajar dan sesuai dengan kondisi ekonomi saat ini. Selama ini, tarif yang diterima oleh pengemudi sering kali tidak sebanding dengan beban kerja dan risiko yang harus mereka hadapi setiap hari. Kenaikan tarif ini adalah hak yang seharusnya mereka dapatkan demi menjaga kesejahteraan mereka dan keluarga.
Kedua, mereka mendesak agar biaya sewa atau potongan yang dikenakan oleh platform digital dikurangi. Saat ini, banyak pengemudi merasa terbebani dengan potongan yang terlalu besar, yang pada akhirnya mengurangi pendapatan bersih mereka. Pengurangan potongan ini akan sangat membantu meningkatkan pendapatan mereka, yang saat ini sangat bergantung pada jumlah orderan yang mereka terima.
Selain itu, mereka juga menuntut adanya jaminan pendapatan minimum. Dalam situasi di mana orderan menurun, terutama di luar jam-jam sibuk atau di hari-hari tertentu, jaminan pendapatan minimum ini akan sangat penting untuk memastikan bahwa para pengemudi tetap dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Tentu saja, kita memberikan dukungan penuh terhadap tuntutan ini. Kami percaya bahwa apa yang diperjuangkan oleh ojol dan kurir ini bukanlah sesuatu yang berlebihan. Sebaliknya, ini adalah hak dasar yang seharusnya sudah mereka terima sejak awal. Perjuangan mereka adalah cermin dari kondisi nyata yang dihadapi oleh banyak pekerja di sektor informal dan gig economy, yang sering kali diabaikan dalam pembahasan mengenai kesejahteraan dan hak pekerja.
Pemerintah dan platform digital harus segera merespons tuntutan ini dengan serius. Tidak ada alasan untuk terus membiarkan para pekerja ini berada dalam ketidakpastian dan ketidakadilan. Mereka layak mendapatkan perlindungan yang sama seperti pekerja lainnya, termasuk dalam hal pendapatan yang layak, perlindungan sosial, dan hak-hak dasar lainnya.
Aksi hari ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perjuangan untuk kesejahteraan kelas pekerja masih panjang. Soliditas dan solidaritas di antara sesama pekerja adalah kunci untuk memastikan bahwa kita tidak lagi diabaikan. Kita harus bersatu dalam memperjuangkan hak-hak kita, dan KSPI akan terus berada di garis depan dalam memperjuangkan kesejahteraan seluruh kelas pekerja di Indonesia.
Perjuangan para ojol dan kurir ini adalah perjuangan kita semua. Kesejahteraan mereka adalah cermin kesejahteraan kita sebagai kelas pekerja. Jika mereka masih harus berjuang untuk mendapatkan hak-haknya, maka kita semua masih memiliki pekerjaan yang harus diselesaikan.
Kahar S. Cahyono, Wakil Presiden FSPMI, Wakil Presiden KSPI, dan Pimpinan Redaksi Koran Perdjoeangan