KORANPERDJOEANGAN.COM – Jangan pernah mentraktir laki-laki ini pada hari Senin dan Kamis. Dengan makanan seenak apapun. Di restoran terbaik sekalipun. Karena sudah hampir bisa dipastikan, ia akan menolaknya. Bukan karena tidak suka. Tetapi karena setiap hari Senin dan Kamis ia sedang menjalankan ibadah Puasa Sunnah. Hampir tak pernah terlewat, barang sehari.
Dan ini yang menarik. Ia bukanlah seorang ulama. Bukan pula Ustadz. Ia adalah seorang aktivis serikat buruh. Berbagai amanah organisasi berada dipundaknya. Mulai dari Ketua PUK SPAMK FSPMI PT. Mitsuboshi Belting Indonesia, Ketua KC FSPMI Tangerang hingga Ketua DPW FSPMI Provinsi Banten.
Meskipun sedang berpuasa, tetapi itu tidak membuat kawan-kawannya menjaga jarak. Justru ia yang mendekat. Saat sedang rapat dan waktunya makan siang, misalnya, ia mempersilahkan yang lain makan. Seolah menyakinkan agar kebiasaannya itu jangan sampai membuat yang lain merasa tak enak hati. Maklum, diantara banyak orang, ia satu-satunya yang berpuasa.
Banyak tauladan yang diberikan oleh suami dari Rusmiyati ini. Sebagai pemimpin, Riden Hatam Aziz tak ingin menggunakan jabatan yang melekat pada dirinya untuk kepentingan pribadi. Padahal jika mau, ia bisa melakukan itu. Apalagi dirinya juga memegang jabatan strategis dibidang ketenagakerjaan, menjadi Wakil Ketua LKS Provinsi Banten. Jabatan yang tidak langsung membuatnya dekat dengan kekuasaan, Gubernur Banten.
Sebagai contoh, istrinya, seorang guru TK yang sudah mengabdi bertahun-tahun lamanya, tetapi hingga saat ini masih berstatus sebagai guru honorer. Padahal jika Riden mau, ia bisa memanfaatkan kedekatannya dengan pejabat untuk kepentingan pribadinya. Misalnya memuluskan jalan bagi sang istri untuk menjadi pegawai negeri.
Sekretaris Garda Metal Tangerang, Taufik Sobari, pernah bercerita. Pada Tahun 2011 yang lalu, sekitar jam 11 malam, Riden Hatam Aziz datang ke Polsek Cikupa dalam keadaan sakit. Saat itu ada buruh yang baru bergabung dengan FSPMI ditahan Polisi karena mencuri barang milik perusahaan. Riden Hatam Aziz datang ke Polsek ditemani putranya. Peristiwa ini tak pernah dilupakan Taufik. Disaat sakit pun, tidak mengurangi perhatiannya kepada anggota.
“Kita hadir di sini (Polsek Cikupa) bukan untuk membela perbuatan pidana, tapi kita hadir untuk memastikan anggota kita mendapat perlakuan sewajarnya,” ujar Riden.
Korda GM Tangerang, Sarjono, pernah menyebut salah satu jabatan Riden Hatam Aziz adalah sopir ambulance. Jono memang suka bercanda. Suka bicara ceplas-ceplos. Ucapkan itu disampaikan Jono ketika mengetahui Riden Hatam Aziz mengantarkan jenazah anggotanya kepada keluarga almarhum di Jawa. Tak hanya sekali ini, kami memang sering mengetahui Riden Hatam Aziz mengantar anggota yang mengalami kecelakaan atau sakit.
Pernah satu ketika, dalam perjalan pulang setelah menghadiri resepsi pernikahan salah seorang pemimpim serikat buruh, kami mendapat sedikit kemacetan karena ada kecelakaan. Saya tak begitu peduli, tapi Riden Hatam Aziz memohon saya turun dari mobil untuk memastikan siapa yang menjadi korban kecelakaan.
“Sepertinya anggota kita, Bung! Coba cek!” pintanya.
Saya pun turun dari mobil menghampiri korban yang tergeletak di trotoar jalan. Dan ternyata dugaan Riden Hatam Aziz benar, korban adalah anggota FSPMI. Kami pun langsung membawa korban ke rumah sakit dan tak lama kemudian kelurga korban datang. Buat kami, itu adalah kepedulian yang luar biasa. Jarang orang yang sudah memiliki nama besar seperti beliau bersedia turun tangan ketika ada orang yang membutuhkan.
Sekarang Riden mendapatkan amanat dari organisasi untuk maju sebagai Calon Legislatif pada Pemilu 2014. Ia maju dari Partai Keadilan Sejahtera dengan nomor urut 9, untuk DPRD Provinsi Banten. Dapil Riden Hatam Aziz meliputi: Kecamatan Balaraja, Jayanti, Tigraksa, Jambe, Cisoka, Curug, Cikupa, Panongan, Legok, Pagedangan, Cisauk, Kelapa Dua, dan Solear.
Dengan rekam jejak dan pengabdiannya yang begitu besar bagi gerakan buruh, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk memenangkan Riden. Ia bukan orang yang senang mengumbar janji. Terbukti, selama 24 jam dalam hidupnya adalah perjuangan itu sendiri. Diberlakukannya upah minimum sektoral yang besarnya 5 s/d 15 persen lebih besar dari upah minimum adalah hasil dari perjuangannya.
Riden bercita-cita, jika ia terpilih sebagai anggota dewan, buruh akan semakin bermartabat. Akan lebih banyak lagi kebijakan yang pro terhadap kaum buruh. Dengan demikian, cita-cita kesejahteraan akan semakin mudah diwujudkan.
Kahar S. Cahyono