Oleh: Didi Suprijadi (Ketua PB PGRI)
Jakarta, KPonline – Ini adalah bagian kedua dari tulisan berjudul Tinjauan Evaluatif Kongres XXl Bagian Pertama.
Jatidiri pada hakekatnya adalah landasan filosofis yang menjadi norma dalam pola pikir, sikap perbuatan dan tindakan yang bersifat mengikat dan ditaati oleh para anggotanya. Jatidiri PGRI adalah perwujudan dari sifat-sifat yang khas PGRI yang tampak dalam nilai-nilai, pola pikir, sikap perbuatan, tindakan, perjuangan dan profesionalisasi yang di dasarkan pada falsafah negara Pancasila dan UUD 1945, serta jiwa, Semangat dan Nilai-nilai 1945.
Jati diri inilah yang membedakan organisasi PGRI dengan organisasi pada umumnya. Bila hilang jati diri ini maka hilang lah roh dan semangat organisasi. Jati diri PGRI sudah melekat dan merasuk dalam jiwa anggautanya sejak jati diri ini ditetapkan saat lahirnya Organisassi 25 Nopember 1945 dalam kongres guru Indonesia di Solo.
Jati diri PGRI sesuai aslinya saat PGRI dilahirkan sebagai berikut, Membela dan mempertahankan Republik Indonesia.(Organisasi Perjuangan), Memajukan pendidikan seluruh rakyat berdasarkan kerakyatan (Organisasi Profesi), dan Membela dan memperjuangkan nasib guru khususnya dan nasib buruh pada umumnya (organisasi ketenagakerjaan).
Jatidiri PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi dan ketenaga kerjaan masih tertulis dalam AD ART sejak Kongres l sampai Kongres Xll. Sedangkan kongres Xlll sampai kongres XVll PGRI meninggalkan jatidiri nya, dari semula organisasi profesi, perjuangan dan serikat ketenaga kerjaan, hanya menjadi organisasi profesi saja, sedangkan perjuangan dan ketenaga kerjaan dihapus.
Kongres XVlll, memutuskan PGRI kembali ke jati dirinya, yaitu PGRI sebagai organisasi perjuangan, profesi dan ketenaga kerjaan. Jati diri ini merupakan Jati diri yang sama dengan jati diri PGRI sejak kongres Guru Indonesia yang pertama di Solo.
Pada Kongres PGRI XVIII tahun 1998 diputuskan bahwa jati diri PGRI adalah Organisasi Perjuangan, Organisasi Profesi dan Organisasi Ketenagakerjaan
Pada masa bhakti XXl, PB PGRI dengan Team tujuh untuk menggodok perubahan AD ART mewacanakan adanya perubahan Jati diri PGRI, yaitu sesuai draf awal yang dibuat oleh team tujuh tidak lagi mencantumkan jati diri ketenaga kerjaan dari tiga jati diri yang selama ini ada.
Organisasi Perjuangan,Organisasi Profesi dan Organisasi Ketenagakerjaan hasil kongres XXl urutan Jati diri PGRI berubah menjadi Organisasi Profesi, Organisasi Perjuangan dan Organisasi Ketenaga kerjaan.
Sejak PGRI ini lahir memang semangat organisasi nya adalah untuk memperjuangkan tegaknya NKRI, mengisinya dan mempertahankan NKRI. Oleh sebab itu urutan Perjuangan sebagai jati diri organisasi salalu diletakan yang pertama.
Sekalipun ini hanya soal urutan akan tetapi makna dari filosofi organisasi tentu mengandung arti yang sangat luas.
Penulisan urutan mengandung arti urutan dari prioritasnya bagi organisasi pergerakan seperti PGRI ini kemana arah gerakannya.
Peletakan urutan jati diri Profesi menjadi pertama dikandung maksud PGRI akan menjadi organisasi profesi sekaligus berharap menjadi organisasi profesi guru satu satunya di Indonesia.
Pertanyaannya sejauh mana kiprah PGRI sebagai organisasi profesi guru sudah menjalankan sebagai organisasi profesi?
Pasal 41 ayat 2 Undang Undang 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, 0rganisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan pengabdian kepada masyarakat.
PGRI sebagai organisasi profesi guru dengan jati diri yang pertama adalah profesi, artinya sesuai Undang undang tersebut yaitu bagaimana meningkatkan mutu guru dalam rangka memajukan mutu pendidikan Nasional melalui peningkatan kompetensi guru,perlindungan guru dan kesejahteraan guru.
Program peningkatan kompetensi guru bisa melalui, diklat, worshop, seminar, pembinaan, penataran hingga penulisan karya tulis ilmiah. Perlindungan guru dalam hal perlindungan hukum, profesi, keselamatan dan kesehatan kerja serta Hak intelektual. Sedangkan kesejahteraan guru melalui sertifikasi, upah minimal, TFG, sampai perjuangan ASN.
Progam PGRI hasil kongres XXl masa bhakti 2013 -2018 adalah apa yang disebut dengan nama “Sapta karsa PGRI “ yaitu, 1 Membangun PGRI yang kuat dan bermartabat. 2. Mewujudkan guru yang profesional, sejahtera,terlindungi dan bermartabat. 3. Membangun karakter bangsa. 4. Memperjuangkan terpenuhinya hak hak guru. 5.Mengembangkan sistem pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan yang efektif. 6. mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan 7. Meningkatkan dan memperluas hubungan kerjasama dan kemitraan.
Program kerja mewujudkan guru yang profesional, sejahtera,terlindungi dan bermartabat. Serta Mengembangkan sistem pengelolaan pendidik dan tenaga kependidikan yang efektif, merupakan bagian dari jati diri Profesi.
Sedangkan Membangun PGRI yang kuat dan bermartabat dan Memperjuangkan terpenuhinya hak hak guru, merupakan bagian dari jati diri ketenaga kerjaan.
Pertanyaan nya dalam masa bhakti 2013 – 2018 program jati diri profesi ataukah ketenaga kerjaan yang lebih priotitas dan berjalan sesuai program?
PGRI Learning Smart and Caracter Centre (PLSCC), Perlatihan guru online, Olimpiade TIK Nusantara,Pelatihan LiterasiGuru, Pelatihan guru bersama Pustekom, Telekom Indonesia, Microsoft, Ikatan alumni SMA Nusantara, Diklat pendidikan Kurikulum 13, workshop 4 pilar kebangsaan kerjasama denga MPR dan lain lain merupakan bagian pelaksanaan program jati diri PGRI sebagai organisasi profesi.
Program program yang sudah berjalan dan akan terus ditingkatkan ini belum sesuai harapan bila dilihat dari kepesertaan anggauta,penyebaran tempat kegiatan dan sumber daya dan dana. Utamanya dana masih bergantung kepada sponsor.
Bandingkan dengan kegiatan yang merupakan bagian dari Jati diri ketenaga kerjaan seperti program SIK, ASIK,Lingkar belajar guru, pengenalan Sistem Inpormasi Pengurus ( SIP ), pelatihan Kampanye dan Advokasi serta pemberdayaan perempuan. Program program ini berjalan berkat bantuan dana dari Consortium EI yang tiap tahun menggelontorkan dananya, disamping kontribusi dana dari PGRI yang cukup besar dan teratur. Program program jati diri ketenaga kerjaan berjalan di 34 Provinsi serta ratusan Kab kota seluruh Indonesia.
Program kerjasama PGRI Consortium EI bertujuan untuk meningkatkan PGRI sebagai serikat pekerja guru. Program ini disamping sumber dana juga sudah tersedia sumberdaya berupa tenaga tenaga pelatih sebagai Nara sumber dan Lead Organiser yang ada di tiap provinsi. Program kerja sama dirancang dan di evaluasi setiap tahun oleh PGRI bersama sama anggauta consortium EI.
Kesimpulannya PGRI sebagai organisasi profesi belum bisa melaksanakan program meningkatkan ke profesionalan guru di setiap wilayah, belum maksimal meningkatkan mutu profesi dari 2 juta anggauta khususnya dan 4 juta guru di Indonesia pada umumnya.
Untuk meningkatkan mutu profesi, PGRI masih kekurangan sumberdana dan sumber daya. Urutan jati diri PGRI profesi, perjuangan dan ketenaga kerjaan dengan kenyataan kurangnya dana dan sumber daya, perlu kerja keras dari semua pihak untuk menjadikan PGRI sebagai organisasi profesi .
Saran rekomendasi,kedepan memasuki era masa 4.0 PGRI sebagai organisasi profesi merupakan keniscayaan, maka untuk meningkatkan mutu profesi guru diperlukan sumber daya dan sumber dana yang mencukupi.
Saat ini pemerintah merupakan salah satu lembaga yang mempunyai sumber dana sekaligus juga sumber daya, untuk itu bermitra dengan pemerintah adalah hal yang sangat penting.
Kedepan program program pemerintah untuk meningkatkan mutu guru yang ada di MGMP, KKG, MKKS dan lainnya perlu di sinergikan dengan program program peningkatan mutu guru PGRI.
Kedepan program kerjasama EI Consortium dengan PGRI yang selama ini sudah berjalan baik dengan program meningkatkan serikat pekerja guru, perlu ditingkatkan dan sudah mulai dirancang kepada program program peningkatan mutu guru.
Kedepan, urutan dan jati diri PGRI tidak perlu lagi di ubah apa lagi dihilangkan salah satunya dari tiga jati diri tersebut. Jati diri PGRI profesi,perjuangan dan ketenaga kerjaan memang sudah dirancang oleh pendiri organisasi ini merupakan satu kesatuan.