Bekasi, KPonline – Supriyatno, biasa dipanggil mas Pri atau Korda. Dia adalah Ketua Konsulat Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (KC FSPMI) Kab/Kota Bekasi. Media perdjoengan Daerah Kabupaten/Kota Bekasi pada tanggal 14 Maret 2018, berkesempatan mewawancarai aktivis yang juga menjadi Panglima Koordinator Daerah (Pangkorda) Garda Metal Bekasi ini.
Dia menuturkan, bahwa kondisi perburuhan saat ini menurutnya berbeda dengan tahun 2010-2013. Kondisi saat ini, ada penurunan dari sisi gerakan. Karena itu, FSPMI Bekasi saat ini mengembalikan strategi perjuangan dengan konsep, lobi, dan aksi.
Dia menilai, yang terjadi sekarang justru terbalik. “Justru yang dilakukan adalah aksi terlebih dahulu, baru kemudian membuat konsep dan melakukan lobi,” ujarnya.
Di bawah kepemimpinannya, strategi itu akan dikembalikan. Membuat konsep terlebih dahulu, baru kemudian melakukan lobi, dan apabila lobi tidak berhasil baru mengerahkan massa untuk aksi.
Kemudian dia pun menjelaskan tentang Stakeholder (pemangku kepentingan) yang ada di Kabupaten/Kota Bekasi terhadap organisasi ini, baik dari pemerintahan, kepolisian, tokoh masyarakat dan lembaga masyarakat lainnya. Dia menilai, Pemerintahan Daerah Kabupaten Bekasi sama sekali tidak ada dukungannya terhadap buruh terutama saat ini yaitu tentang UMSK yang masih belum selesai.
“Untuk itu pula selanjutnya akan di ubah bagaimana kita menjalin hubungan. Sekarang kita mulai mendekatkan diri, mensosialisasikan kepada masyarakat melalui Garda Metal, Jamkeswatch, Media Perdjoeangan FSPMI, dan lainnya bahwa FSPMI bukan hanya milik buruh tapi juga milik masyarakat Kab/Kota Bekasi,” katanya.
Dia berharap, ke depan agar para perangkat PC mengerti konsep pergerakan yang ada di Konsulat Cabang. Bagaimana membangun koomunikasi yang intens dengan stakeholder di Kabupaten/Kota Bekasi
Menyikapi kondisi buruh saat ini, yaitu perihal pandangan miring yang menganggap FSPMI tidak memberikan kontribusi; dia mengatakan telah mempersiapkan langkah-langkah konkrit menyikapi hal itu. Karena anggota itu hanya melihat hasil konkrit dari organisasi tertutama tentang upah dan kesejahteraan. Kita fokus bekerja untuk itu.
Selanjutnya ada pertanyaan, di Bekasi cederung tidak ada lagi aksi? Sebenarnya tidak juga. Dibuktikan kemarin pada saat aksi UMSK pada 1 Maret 2018. Perlu diketahui, sebenarnya bahwa Bekasi bukan tidak taat instruksi.
Sebab, yang dibutuhkan adalah bagaimana merubah paradigma di bawah. Jika di bawah belum siap, memang agak sulit. Ada saatnya harus kita ledakkan, ada saatnya kita harus meredam diri walaupun instruksi organisasi bagaimana kita allout di Kab/Kota bekasi.
Terkait UMSK saat ini memang sedikit rumit. Tarik ulur terutama apindo di Kota yang ingin lihat hasil di Kabupaten terlebih dahulu, selain itu Kabupaten juga diintip wilayah lain contohnya Karawang dan Purwakarta. Ini seperti ada perlombaan antaraBbekasi dan wilayah lain. Yang Ujung tombaknya tak lain adalah Kabupaten Bekasi.
Tentang rumahnya sudah ada kemajuan, sekarang ini sudah ada penambahan dari sebelumnya yaitu penambahan di sektor AI dan Industri lainnya. Rumusan rumahnya sudah ada, tetapi kesulitannya adalah dari pihak Apindo untuk kenaikannya hanya sesuai dengan PP 78 yaitu 8,71%, sedangkan target kita adalah 13% – 20% .
Wawancara terakhir yaitu perihal Politik. Dia mengatakan, bahwa politik ini memang agak rumit. Jika kita kembalikan bahwa FSPMI dilarang masuk kedalam politik praktis, tapi jika kita lihat pada kenyataannya bahwa semua produk perburuhan dihasilkan oleh politik.
Nah tinggal menyikapinya dan biarkan warna itu berbeda-beda. Bahkan akan sangat indah dilihat ketika itu menjadi sebuah pelangi. Selanjutnya jangan pernah membenci atau menjauhi kawan-kawan kita yg tidak direkom oleh organisasi justru sebaliknya, kita tetap harus mendukung,dan bila perlu jika ada potensi kita isi semuanya.
Harapan kita jangan pernah membuat organisasi ini pecah karena bukan tujuan kita untu berpolitik, tapi kita jadikan politik ini alat untuk tujuan kita. Bekasi berbeda dengan wilayah lain. Bekasi lebih berpandangan bagaimana anggota memilih, berbedabeda tetapi tujuannya satu yaitu mensejahterakan anggota.
Ketua KC Kab/Kota Bekasi ini memiliki dukungan keluarga yang sangat mensuport semua kegiatannya dalam organisasi, bisa dikatakan dia adalah orang yang super sibuk.
Bagaimana tidak, selain menjabat sebagai Ketua KC FSPMI Kab/Kota Bekasi, dia juga memiliki jabatan lainnya yaitu sebagai Kabid PKB di Pimpinan Cabang SPL FSPMI Kab/Kota Bekasi, Pangkorda Garda Metal Kab/Kota Bekasi dan Divisi Aksi Nasional Garda Metal.
Meski menyita waktu menurutnya harus pintar-pintar meyakinkan keluarga, karena kepercayaan keluarga terutama istri itu harus kita bangun agar rumah tangga tetap harmonis, dan gunakan waktu luang untuk bisa bersenda gurau dengan keluarga.
“Untuk Anggota FSPMI Bekasi, ayo terus bersatu padu. Suatu saat Bekasi akan bangkit kembali,” pesannya. (wie)