Jakarta, KPonline – Dalam Aksi Bela Rakyat 121, Presiden Jokowi tidak menemui mahasiswa. Mereka hanya ditemui Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Eko Sulistyo dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki.
Akhirnya demo mahasiswa di Istana Negara, membubarkan diri sekitar pukul 20.00 WIB. Apa yang tersisa setelah itu? Tumbuhnya kesadaran, bahwa negeri ini tidak sedang baik-baik saja.
Bisa kita lihat, dalam aksi yang digelar serentak di 19 titik di Indonesia, setidaknya mahasiswa mengusung tiga tuntutan. Ketiganya adalah: Mencabut PP No. 60 tahun 2016 tentang kenaikan tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak atau PNPB yang berlaku pada Kepolisian Rakyat Indonesia; Menolak kenaikan tarif dasar listrik golongan 900 Va dan mendesak dikembalikannya subsidi untuk tarif dasar listrik golongan 900 Va; dan Kembalikan mekanisme penetapan harga BBM kepada pemerintah dan menjamin terpenuhi kebutuhan BBM bersubsidi diseluruh SPBU.
Tiga hal yang sama, juga ditolak oleh kaum buruh. Khususnya yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
Sebagaimana ditegaskan oleh Presiden KSPI Said Iqbal, pihaknya juga akan melakukan aksi serentak di 20 provinsi pada 6 Februari nanti. Boleh jadi aksi kaum buruh ini melanjutkan apa yang diperjuangkan mahasiswa, pada 12 Januari 2017.
Apa yang terisa dari demo mahasiswa? Semangat untuk melakukan perubahan. Ia semacam pemantik api, yang akan terus tumbuh dan semakin membesar. Oleh karena itu, tidak boleh berhenti hanya pada 212. (Red)