Semarang, KPonline – Dengan adanya intimidasi, teror, penindasan dan pembantaian bahkan pembunuhan zionis Israel terhadap warga Palestina saat melakukan ibadah sholat tarawih di kompleks Masjid Al Aqsha pada hari Jum’at (7/5/21) mengundang kecaman dan reaksi dari seluruh penjuru dunia. Bahkan sampai sekarang pun Senin (17/5/2021) kekerasan zionis Israel masih terus berlangsung.
Perlakuan kelompok zionis Israel terhadap Kota Al Quds dan Masjid Al Aqsha merupakan bentuk pelecehan dan penghinaan terhadap umat Islam. Kota Al Quds merupakan Kota suci umat Islam, tempat lahirnya para Nabi dan di dalamnya ada Masjid Al Aqsha yamg merupakan kiblat pertama serta mempunyai nilai sejarah ketika Nabi Muhammad SAW menjalani Isra’ Mi’raj.
Serangan dan pembantaian kelompok zionis Israel tersebut telah menyulut amarah umat Islam bahkan seluruh umat di seluruh dunia. Karena hal ini bukan lagi menyangkut masalah agama melainkan rasa kemanusiaan serta membangkitkan kembali ghiroh jihad fii sabilillah umat Islam. Ratusan ribu rakyat Inggris, puluhan ribu di Amerika Serikat dan masih banyak lagi di penjuru dunia melakukan aksi unjuk rasa mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Kekerasan yang dilakukan oleh zionis Israel dengan menindas kebebasan manusia untuk hidup dalam negara yang merdeka adalah tindakan yang sangat keji, terlebih lagi dengan banyaknya korban yang berjatuhan merupakan bentuk pelanggaran atas nilai-nilai kemanusiaan. Disamping itu hal tersebut juga mengganggu keberlangsungan bekerja bagi buruh di Palestina.
Sebuah laporan baru yang dirilis oleh Konfederasi Serikat Buruh Internasional (ITUC) telah mengungkapkan skandal eksploitasi pekerja Palestina yang bekerja di dalam Israel dan di permukiman ilegal Israel di tanah Palestina. Laporan tersebut mengungkap realitas; upah rendah, kesehatan dan keselamatan kerja yang buruk, penghinaan karena harus mengantri di penyeberangan perbatasan untuk memasuki Israel dan kesenjangan dalam perlindungan sosial. Di atas ketidakadilan pendudukan, pekerja Palestina di Israel dan pemukiman ilegal juga menghadapi ketidakadilan di tempat kerja.
Sementara itu di Jawa Tengah, aksi mengecam kekejaman zionis Israel akan diawali dengan aksi Topo Pepe yang dilakukan oleh salah satu pegiat buruh di kota Semarang yaitu Ahmad Zainudin dengan didampingi Aulia Hakim dan Bambang di Jalan Pahlawan tepatnya di depan kantor DPRD Provinsi Jawa Tengah. Menurut rencana aksi ini akan dilakukan selama 2 (dua) hari dari hari Senin (17/5/2021) sampai Selasa (18/5/2021). Dan di hari Selasa esok hari juga akan dilakukan aksi oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) secara serentak di lebih dari 20 provinsi di wilayah Indonesia.
Ketika dihubungi oleh tim Media Perdjoeangan Jawa Tengah, Zainudin menyampaikan tuntutannya dengab melakukan aksi Topo Pepe tersebut.
“Ada dua tuntutan yang ingin kami sampaikan. Pertama, meminta DPRD Jawa Tengah menerbitkan surat dukungan untuk Palestina dan yang kedua, menuntut PBB memberikan sanksi tegas kepada kelompok teroris Israel. Oleh sebab itu hentikan penindasan dan penjajahan Palestina oleh kelompok teroris Israel”, tegas Zainudin.
Sementara itu Aulia Hakim selaku pendamping Aksi dan juga Sekretaris KSPI Jawa Tengah menyampaikan bahwa Aksi Topo Pepe pada hari ini merupakan aksi pemanasan sebelum dilaksanakannya aksi besar-besaran dari KSPI secara nasional.
“Aksi pada hari ini merupakan aksi pemanasan sebelum aksi esok hari. Kami dari KSPI Jawa Tengah siap menggelar aksi solidaritas untuk Palestina dan bahwasannya aksi hari ini dan besok juga mendapatkan dukungan moral dari kawan-kawan buruh dan elemen masyarakat di Jawa Tengah”, imbuhnya. (sup)